BUAYA PUTIH ~ siluman atau bukan sering kita mendengar orang menceritakan keberadaan buaya putih yang menghuni sebuah sungai dan mempunyai kekuatan mistis yang sangat besar atau buaya putih yang bisa berubah menjadi sosok manusia yang juga mempunyai kesaktian yang luar biasa dan kita sangat terbiasa dengan cerita cerita semacam itu bahkan kita mengkin juga pernah melihat cerita seperti ini di layar kaca dan itu terus terang menjadi sebuah tontonan yang memang menarik. karena banyak aksi aksi yang seru dalam adegan tersebut. buaya putih..... sebenarnya warna putih pada kukit buaya itu adalah kejadian langka yang dialami seekor buaya. putih pada kukit buaya ini dikarenakan oleh kelainan genetik atau yang lebih sering kita kenal dengan albino. albino atao kulit putih pada seluruh tubuh ini sebenarnya juga sering kita dengar banyak dialami oleh spesies lain dan bahkan juga tidak jarang dideerita oleh manusia. LIHAT VIDEO ...
Baca Juga "Bayangan di Balik Waktu" BAB 1 – KEMBALI KE MASA DEPAN Cahaya putih menyilaukan mengelilingi Elara. Tubuhnya terasa melayang, seolah dipeluk oleh angin dari segala arah. Tidak ada suara, tidak ada waktu. Hanya getaran aneh yang menusuk tulangnya, lalu... sunyi. Tiba-tiba ia jatuh keras ke permukaan logam dingin. Matanya terbelalak. Ia mengenali kota itu tapi semuanya salah. Terlalu terang, terlalu bersih, terlalu asing. Langit di atasnya dipenuhi pesawat-pesawat tanpa awak yang melintas cepat seperti burung digital. Jalanan bersih, tapi sepi dari manusia. Mobil-mobil tanpa sopir berderet rapi, layar hologram menari-nari di udara, menyapa siapa saja yang lewat. Elara terduduk lemas. Ini bukan kota yang ia tinggalkan. Ini... dunia yang telah berubah. Seorang wanita dalam seragam logam mendekat dengan wajah cemas, "Apakah Anda baik-baik saja, Tuan?" Suaranya datar, terlalu sempurna. Matanya memindai Elara dari ujung rambut hingga kaki, lensa digital di ...
Genre; fantasi, petualangan, drama, emosional, romantis Setting Tempat: Kabupaten Jember BAB 1 – AKU, JAKA Namaku Jaka. Seorang mahasiswa semester tujuh jurusan Kimia, Fakultas MIPA, di salah satu universitas negeri di kota Jember. Di usia dua puluh dua tahun ini, aku merasa seperti berada di ujung tebing, menatap jurang bernama “Drop Out” yang seakan siap menelanku kapan saja. Nilai-nilaiku kacau, tugas menumpuk, dan aku sudah tak tahu lagi bagaimana menjelaskan kegagalan ini pada orang tuaku. Pernah satu malam aku duduk termenung di atap kos, menatap bulan yang dingin, berharap waktu bisa mundur sebentar agar aku bisa memperbaiki semuanya. Tapi harapan itu selalu kandas oleh kenyataan: aku tersesat di jalan yang aku pilih sendiri. Aku tinggal di sebuah kamar kos kecil di daerah Sumbersari, tak jauh dari kampus. Kamarku sempit, dengan satu kasur tipis, meja belajar penuh buku-buku sejarah dan catatan kuliah yang sudah lama tak tersentuh. Di dinding, tergantung rak kayu yan...
Komentar
Posting Komentar